CALL ME ON WA 085737066571

Kamis, 25 Juli 2013

Mengaktifkan Equation DI Ms Word 2010



             Terkadang dalam membuat sebuah dokumen word office 2010 yang harus dilengkapi dengan sebuah rumus, khususnya bentuk rumus matematika. Hal itu memerlukan fitur equation, namun biasanya fitur tersebut belum bisa digunakan jika belum diaktifkan. Berikut sedikit petunjuk, 

Langkah-langkah mengaktifkan fitur equation Ms Word 2010 :
1. Kondisi awal ketika fitur equation belum bisa digunakan.













2. Klik Menu File, sehingga muncul frame seperti berikut.













3. Pilih menu Convert, sehingga muncul frame berikutnya seperti di bawah ini.













4. Klik OK, dan fitur siap untuk digunakan.













Semoga membantu .... :)

Selasa, 23 Juli 2013

Backup Data dengan Rsync

Tentang Rsync

Rsync adalah tool untuk transfer dan sinkronisasi file atau tree (struktur direktori dan file) secara satu arah, baik transfer lokal (di sistem yang sama) maupun remote (jaringan/internet). Rsync merupakan tools kecil yang powerful karena bisa bertindak sebagai server sekaligus sebagai klien.

Keunggulan Rsync

  1. Hemat bandwidth dan Mendukung Resume. Jika di sisi penerima, file yang ingin dikirimkan sudah ada, tapi belum tentu sama (misalnya ukurannya lebih kecil/besar atau terdapat perbedaan karena versinya lebih lama), maka rsync dapat melakukan serangkaian pengecekan perbandingan checksum terhadap blok-blok dalam file di kedua sisi, untuk meminimalisasi jumlah data yang harus ditransfer. Algoritma ini disebut algoritma rsync. Bahkan sebetulnya rsync bermula dari sebuah paper yang menjelaskan algoritma ini.Jadi, misalnya Anda memiliki 2 buah versi file berukuran kurang lebih 100MB di dua tempat, dengan rsync Anda mungkin Anda hanya membutuhkan transfer data sebesar 50MB, 10MB, atau bahkan di bawah 1MB untuk menyamakan kedua buah versi file ini, bergantung pada seberapa mirip kedua file tersebut sebelumnya.Atau, misalnya Anda sedang mentransfer file besar lalu putus di tengah jalan. Anda dapat menjalankan kembali rsync dan rsync akan melanjutkan kembali transfer dari posisi putus dan memastikan hasil akhirnya nanti sama.
  2. Cepat. Rsync cepat salah satunya karena algoritma rsync yang disebutkan di atas. Selain itu rsync dapat melakukan kompresi data saat transfer. Dibandingkan FTP pun rsync lebih cepat karena dapat melakukan pipelining, sementara transfer menggunakan FTP boros koneksi TCP/IP untuk setiap file yang ditransfer. Ini akan semakin kentara untuk tree berisi file kecil-kecil yang jumlahnya banyak (misalnya file-file website yang umumnya berisi banyak file HTML dan gambar), di mana rsync dapat beberapa kali hingga belasan kali lebih cepat dari FTP.
  3. Fleksibel. Rsync tidak hanya bisa mentransfer file tunggal, tapi juga direktori dan tree secara rekursif. Anda bisa memilih untuk menghapus file/direktori yang sudah tidak ada dari sisi pengirim tapi masih ada di sisi penerima. Anda juga bisa memilih untuk melakukan proses sinkronisasi  metadata file seperti permission, kepemilikan, tanggal, ACL, dll. Rsync dapat menangani link simbolik, hardlink, device, dll. Selain opsi tersebut, masih banyak opsi lainnya, termasuk yang sering juga dijumpai di tool lain seperti tar, cp, dll.
  4. Kemudahan Setup. Jika setup samba membutuhkan waktu yang cukup panjang, rsync bisa kita siapkan dalam waktu kurang dari 5 menit sehingga sangat membantu jika kita ingin melakukan penyalinan data tanpa harus melakukan setup yang rumit.
Kutipan keunggulan rsync diambil dari tulisan Steven Haryanto, Menggunakan Rsync.

Setup Rsync Server pada openSUSE :

  1. Install paket rsync melalui YAST atau melalui konsole. Jika melalui konsole, proses install dapat dilakukan dengan perintah :
  2. ?
    1
    zypper in rsync
  3. Ubah konfigurasi file /etc/rsyncd.conf
  4. Contoh konfigurasi :
  5. ?
    1
    2
    3
    4
    5
    6
    7
    8
    9
    10
    11
    12
    13
    14
    15
    16
    17
    18
    19
    gid = users
    read only = true
    use chroot = true
    transfer logging = true
    log format = %h %o %f %l %b
    log file = /var/log/rsyncd.log
    pid file = /var/run/rsyncd.pid
    #hosts allow = trusted.hosts
    slp refresh = 300
     
    [Home-Vavai]
    path = /home/vavai
    comment = Data-vavai
    #       auth users = user
    #       secrets file = /etc/rsyncd.secrets
     
    [iso]
    path = /srv/www/htdocs
    comment = file iso vavai
    Yang perlu diubah adalah bagian #hosts allow = trusted.hosts (diganti dengan IP komputer client yang boleh mengakses) dan pada bagian yang dimulai dengan kurung siku [ ]. Bagian ini adalah bagian yang akan dishare. Dalam contoh diatas, saya melakukan share 2 buah folder, yaitu /home/vavai dan /srv/www/htdocs. Silakan sesuaikan dengan folder share yang diinginkan.
  6. Kita juga dapat membuat file teks /etc/rsyncd.motd yang berisi tulisan selamat datang (Message of the Day) dan menambahkan opsi motd file = /etc/rsyncd.motd pada file /etc/rsyncd.conf diatas
  7. Restart service rsync dengan perintah :
    ?
    1
    service rsyncd restart
  8. Test dengan perintah melalui konsole :
    ?
    1
    rsync IP-Address-Server::
    misalnya
    ?
    1
    rsync 192.168.0.1::
    Catatan : IP bisa diganti dengan hostname, misalnya rsync vavai.vavai.com::

Setting Client

  1. Install paket rsync melalui YAST atau melalui konsole. Jika melalui konsole, proses install dapat dilakukan dengan perintah :
    ?
    1
    zypper in rsync
  2. Check rsync server dengan perintah pada konsole :
    ?
    1
    rsync ip-address-server::
    misalnya
    ?
    1
    rsync 192.168.0.1::
  3. Jika menginginkan folder tertentu, kita bisa masuk ke folder tersebut sesuai data yang tampil pada saat kita tampilkan perintah rsync, misalnya
    ?
    1
    rsync 192.168.0.1::Home-Vavai/
    . Jangan lupa menambahkan simbol / pada akhir folder yang artinya ingin melihat isi dari folder tersebut.
  4. Untuk melakukan copy data, gunakan perintah berikut :
    ?
    1
    rsync -av ip-address-server::nama-folder-share nama-folder-tujuan/
    contoh :
    ?
    1
    rsync -av 192.168.0.1::Home-Vavai/ /srv/www/htdocs/backup
    . Itu artinya kita akan melakukan copy isi dari rsync share dengan nama Home-Vavai ke folder /srv/www/htdocs/backup.
  5. Kita bisa juga memastikan agar folder tujuan selalu memiliki versi dan data yang sama dengan rsync dengan opsi -av –delete
  6. Kita juga dapat mengecualikan suatu file / folder tertentu dari proses dengan opsi –exclude.
  7. Silakan merefer pada manual rsync untuk pilihan lain yang lebih lengkap.
Link Terkait :
  1. http://samba.anu.edu.au/rsync/
  2. Rsync,Fasilitas Salin Data Multi Fungsi dan Mudah Dikonfigurasi
  3. Membuat Mirror openSUSE
  4. Menggunakan Rsync
  5. Rsync, Fasilitas Salin Data Raksasa

OpenSUSE sebagai Primary Domain Controller (PDC) & File Server

Melakukan konfigurasi OpenSUSE menjadi Primary Domain Controller dan File Server adalah fungsi utama yang biasa dilakukan pada perusahaan yang ingin melakukan migrasi sistem servernya. Berikut adalah tutorial melakukan setting Samba pada OpenSUSE 10.2 agar OpenSUSE bisa bertindak sebagai pengganti Windows Server secara penuh. Artikel ini disumbangkan Vavai dan dirangkum dari 2 artikel terpisah pada blog Migrasi Windows Linux milik Vavai, yaitu “Samba Server sebagai Primary Domain Controller”
PERSIAPAN
- Install OpenSUSE 10.2.
Jika menggunakan distro linux lain tidak masalah. Mungkin ada beberapa perintah yang perlu disesuaikan.
- Buat Catatan Mengenai Beberapa Setting
Misalnya, nama domain yang akan digunakan. Dalam contoh ini saya menggunakan vavai.co.id. Jika perusahaan sudah memiliki PDC Windows Server yang sudah berjalan, cara paling aman adalah membuat domain baru yang mirip. Dalam kasus yang saya simulasikan kali ini, domain sebelumnya menggunakan vavai.com.
Pada dasarnya, hal ini untuk menghindari kemungkinan kalahnya Server Windows dalam memperebutkan posisi Primary Domain Controller melawan Server Linux yang baru kita buat. Takutnya, kita belum selesai melakukan setup server, ternyata Server Linux sudah mengumumkan dirinya sebagai PDC dan langsung meminta Windows Server berhenti berkuasa sebelum waktunya, hehehe…
Setting untuk memenangkan status sebagai PDC ada pada smb.conf yang akan kita konfigurasikan.
Contoh lain adalah untuk nama User Administrator (misalnya root password) dan lain sebagainya. Ini untuk menghindari gagalnya server Linux sewaktu disetup hanya gara-gara hal konyol ‘kelupaan password’ :-D.
LANGKAH-LANGKAH
1. Install Komponen Samba
Komponen Samba Server dapat diinstall melalui YAST. Ketik saja “Samba” pada kotak pencarian, kemudian install komponen yang diperlukan.
2. Edit smb.conf
OpenSuSE secara default meneyimpan setting samba pada /etc/samba. Buka file /etc/samba/smb.conf dengan text editor dan replace isinya dengan setting sebagai berikut :
[global]
log file = /var/log/samba/log.%L
socket options = TCP_NODELAY IPTOS_LOWDELAY SO_SNDBUF=8192 SO_RCVBUF=8129
admin users = root
domain master = yes
time server = yes
logon home = \%L\profiles%u
netbios name = server
writeable = yes
usershare max shares = 100
server string = Server Utama – Samba %v on %L
invalid users = bin,daemon,sys,man,postfix,mail,ftp
workgroup = vavai.co.id
logon path = \%L\profiles%u
os level = 65
create mode = 777
add machine script = /usr/bin/useradd -d /dev/null -g samba-clients -s /bin/false -M %u
preferred master = yes
directory mode = 777
log level = 2
domain logons = yes
# gunakan logon path untuk Windows NT/200x/XP
# gunakan logon home untuk Windows 9x
;logon script = logon.bat
[homes]
comment = Home Directories
browseable = no
read only = no

[netlogon]
path = /srv/samba/netlogon
browseable = no
public = no
writeable = no
[profiles]
path = /srv/samba/profiles
writeable = yes
create mask = 0700
directory mask = 0700
browseable = no
[sharedata]
comment = data public
writeable = yes
invalid users = bin,daemon,sys,man,postfix,mail,ftp
path = /srv/share-data
[Accounting]
comment = Data Accounting
valid users = acct-01, acct-02,acct-03,acct-04,acct-05,@it
create mode = 777
write list = acct-02,acct-03,acct-04,acct-05,tono,acct-01
path = /local/data-msa/Accounting
directory mode = 777
[HRD]
comment = Data HRD
valid users = hrd-01, hrd-02, hrd-03,@it
path = /local/data-msa/HRD

Keterangan untuk masing-masing opsi :
[global] : Opsi Utama
log file : Lokasi log yang terkait dengan aktivitas Samba
socket options : Nggak tahu ini buat apa, lupa euy :-D
admin users : Nama user yang bertindak sebagai Administrator
domain master : Bertindak sebagai master domain
time server : Bertindak sebagai server untuk pencocokan waktu
logon home : Nama direktori mapping user
netbios name : Nama yang tampil pada list My Network Places atau Network Neighborhood atau Samba
writeable : Permission
server string : Keterangan mengenai Server, berguna jika server > 1
invalid users : Nama User yang tidak boleh digunakan
workgroup : Nama workgroup / domain
logon path : Nama direktori logon script
os level : Level hak sebagai server domain controller. Rata-rata server Windows memiliki os level 32
create mode : Permission status untuk file yang baru dibuat di samba folder. Bisa disetup sesuai kebutuhan
add machine script : Script untuk penambahan client komputer
preferred master : bertindak sebagai master browser
directory mode : Permission status untuk folder yang baru dibuat di samba folder. Bisa disetup sesuai kebutuhan
domain logons : Menjadi PDC
Opsi Home, Netlogon dan Profiles digunakan untuk menyimpan konfigurasi setting masing-masing client.
Opsi Share Data, Accounting dan HRD adalah contoh folder yang dishare untuk user. Saya memberikan contoh dengan masing-masing perbedaan peruntukan.
[sharedata]
comment = data public
writeable = yes
invalid users = bin,daemon,sys,man,postfix,mail,ftp
path = /srv/share-data
[Accounting]
comment = Data Accounting
valid users = acct-01, acct-02,acct-03,acct-04,acct-05,@it
create mode = 777
write list = acct-02,acct-03,acct-04,acct-05,tono,acct-01
path = /local/data-msa/Accounting
directory mode = 777
[HRD]
comment = Data HRD
valid users = hrd-01, hrd-02, hrd-03,@it
path = /local/data-msa/HRD
Folder Sharedata untuk semua user
Folder Accounting hanya untuk user acct-01 s/d acct-05 (buat user di samba)
Folder HRD diperuntukan untuk bagian HRD (user name hrd-01 s/d hrd-03)
comment : Keterangan mengenai share folder
valid users : User yang berhak mengakses
create mode : Permission untuk file yang baru dibuat, bisa diubah sesuai kebutuhan
write list : User yang berhak baca & tulis
Path : Lokasi fisik pada harddisk server
directory mode : Permission untuk folder yang baru dibuat, bisa diubah sesuai kebutuhan
Dalam contoh, saya menggunakan 2 folder fisik, yaitu /srv dan /local. Hal ini karena harddisk /srv hanya berkapasitas 70 GB jadi saya menambah harddisk baru berkapasitas 250 GB dan saya mount sebagai /local.
Konfigurasi untuk hak user samba dapat lebih mudah disetup menggunakan webmin. Nanti kita membahasnya pada sesi lain.
Setelah setting smb.conf dibuat dan disimpan, sekarang kita bisa meminta SuSE menjalankan samba. Berikan perintah :
service samba start
Jika sudah berjalan, kita bisa meminta samba untuk melakukan load konfigurasi ulang dengan :
service samba restart
OK, satu tahap instalasi sudah selesai. Sekarang kita pindah ke bagian setting client untuk akses.
- Menambah group khusus untuk nama komputer
groupadd machine
- Menambah nama komputer client (contoh : nama komputer = hrd, nama user : hrd-01)
useradd -g machine -s /bin/false hrd$
- Mengunci user yang bersangkutan
passwd -l hrd$
- Menambah komputer ke Samba
smbpasswd -a -m hrd –> pastikan nama komputer tanpa tanda $
- Menambah nama user lokal di server
useradd hrd-01
- Merubah password
passwd hrd-01
- Memasukkan user lokal kedalam user samba
smbpasswd -a hrd-01
- Membuat home folder di lokasi profiles, sesuaikan dengan nama user
cd /srv/samba/profiles
mkdir hrd-01
- Merubah kepemilikan home folder tersebut
chown hrd-01 hrd-01/
Setelah selesai membuat user dan konfigurasinya, kita tinggal melakukan koneksi komputer klien ke Server yang baru kita setup.
- Jika klien berupa SuSE Linux, kita bisa menggunakan YAST | Network Services | Windows Domain Membership untuk koneksi. Langkahnya mudah, tinggal ikuti wizard. Untuk distro Linux lain, biasanya bisa menggunakan KDE Control Center untuk bergabung dengan Samba.
- Jika komputer klien berupa Windows 98 atau ME, koneksi dilakukan pada properties network neighborhood seperti halnya koneksi ke server Windows
- Jika komputer klien berupa Windows 2000, koneksi dilakukan pada properties my computer dan isikan nama domain.
- Jika komputer klien menggunakan Windows XP lakukan sedikit modifikasi terlebih dahulu, berupa langkah-langkah :
1. Buka regedit
START | RUN | REGEDIT
2. Cari entry HKLM (HKEY_LOCAL MACHINE) – SYSTEM – CurrentControlSet – Service – Netlogon – Parameters
3. Klik pada windows sebelah kanan, klik kanan pilih New – DWORD value, namanya requiresignorseal, valuenya 0.
4. Kalau entry tersebut sudah ada namun bernilai 1, ganti menjadi 0
5. Tutup regedit
Setelah update registry selesai, kita bisa melakukan koneksi Windows XP ke Server Samba seperti halnya pada sistem operasi Windows 2000
Tambahan : Kita bisa melakukan proteksi pada file server agar tidak digunakan untuk menyimpan file dengan ekstensi tertentu. Jika kita menambahkan veto files = /*.mp3/*.avi/*.mpg/ pada file share samba, file share tersebut akan menolak penyimpanan file musik dan video. Thanks buat Ahriyan Ibrahim atas infonya.

ARTIKEL LENGKAP TENTANG LINUX OPENSUSE

Panduan mengenai setup dan administrasi OpenSUSE ini dimulai pada tanggal 10 Juli 2007. Sebagian link mungkin belum berfungsi, namun secara bertahap akan terus dilengkapi. Jika kamu mau ikutan bergabung untuk menambahkan isi panduan, silakan hubungi maintainer blog Komunitas OpenSUSE Indonesia. Kontribusi rekan-rekan pengguna OpenSUSE sangat kami hargai.
Berikut adalah panduan list yang sudah dan akan terus dilengkapi (terima kasih pada DagoNDesign yang sudah membuatkan plugin DD-List-Sub-Page yang berfungsi dengan baik) :

Sumber :   http://opensuse.or.id/panduan/

Membuat Repositori Lokal OpenSUSE

Untuk membuat penggunaan OpenSUSE jauh lebih mudah, kita dapat membuat repositori lokal untuk OpenSUSE. Repositori ini tidak hanya berupa DVD Repositori melainkan juga bisa dalam bentuk DVD Instalasi atau CD Instalasi. Apa saja keuntungannya ? Berikut adalah beberapa diantaranya :
  1. Lebih mudah diakses. Tidak perlu menyimpan, memasukkan dan mengeluarkan CD/DVD
  2. Lebih cepat diakses. Kecepatan akses harddisk lokal jauh lebih cepat dibandingkan akses CD/DVD
  3. Dapat diakses via jaringan baik intranet maupun internet
  4. Bisa diakses dengan berbagai macam protokol, baik http, ftp, samba maupun NFS
  5. Dapat dijadikan sebagai media untuk instalasi via jaringan atau internet
Bagaimana cara membuat repositori lokal OpenSUSE ? Mudah sekali kok. Berikut ini adalah langkah-langkahnya :
  1. Buat suatu folder. Untuk diakses langsung via komputer yang bersangkutan, bisa dibuat dalam folder /home/namauser. Untuk akses via jaringan, gunakan folder yang sesuai. Akses via web (http) misalnya, membutuhkan folder dibawah /srv/www/htdocs. Untuk ftp, NFS atau Samba, silakan disesuaikan dengan folder yang ada
  2. Copy semua isi DVD kedalam folder tersebut
  3. Tambahkan repository resources . Bisa menggunakan YAST | Installation Source atau menggunakan konsole dengan perintah sebagai berikut :
  4. ?
    1
    zypper sa alamat-folder-repositori namarepositori
  5. Misalnya, jika nama folder adalah /home/vavai/repo10-3 maka perintahnya adalah
  6. ?
    1
    zypper sa /home/vavai/repo10-3 repolokal

Menambahkan Repositori OpenSUSE

Kita dapat mengubah maupun menambahkan repositori yang dijadikan sumber bagi instalasi software untuk OpenSUSE dengan cara mudah. Tersedia berbagai macam protokol untuk sumber instalasi ini. Jika menggunakan repositori yang ada pada internet, protokol yang umum dipakai adalah http dan FTP.
Repositori tambahan ini diperlukan biasanya jika kita ingin menambahkan library atau software yang tidak disertakan pada CD/DVD utama, misalnya dukungan untuk MP3 yang berlisensi propietary, Flash Player, Java, Acrobat Reader dan lain-lain.
Berikut adalah cara menambahkan repositori pada OpenSUSE. Contoh yang digunakan adalah repositori Packman yang beralamat pada http://ftp.uni-erlangen.de/pub/mirrors/packman/suse/10.2 :
  1. Buka YAST
  2. Pilih Software | Installation Source
  3. yast-software
  4. Pilih Add
  5. yast-software2
  6. Pilih protokol yang digunakan, dalam hal ini http.
  7. yast-software3
  8. Masukkan isian sebagai berikut :

    Server Name : ftp.uni-erlangen.de
    Directory on Server : /pub/mirrors/packman/suse/10.2
  9. yast-software4
  10. Klik Next hingga Finish
Berikut adalah daftar repositori utama yang sering dipakai :

Instalasi OpenSUSE Menggunakan CD/DVD

Setelah mendapatkan CD/DVD OpenSUSE, kita dapat melakukan proses instalasi OpenSUSE dengan mudah. Yang diperlukan hanyalah mengubah proses boot agar komputer melakukan proses booting dari CD/DVD.
Proses instalasi OpenSUSE sebenarnya sangat mudah dan hanya memerlukan campur tangan kita pada beberapa proses saja. Sebagian besar pilihan dapat langsung kita terima, kecuali kita ingin melakukan beberapa perubahan.
Salah satu proses yang membuat pengguna baru OpenSUSE merasa bingung adalah proses pembuatan partisi. Banyak yang mengeluh data yang ada pada komputernya hilang karena salah membuat partisi.
Jika anda menggunakan harddisk yang sudah berisi data, lakukan backup data terlebih dahulu. OpenSUSE tidak akan merusak data kecuali kita yang salah memberikan perintah.
Partisi pada Linux sebenarnya hanya butuh 2 partisi, yaitu root partisi (/) dan partisi swap. Jika ingin melakukan instalasi pada Server dengan beban yang cukup banyak, kita bisa memisahkan partisi-partisi penting kedalam beberapa disk. Kita bisa membuat partisi khusus untuk /home, partisi khusus untuk /opt, /home dan lain sebagainya.
Bagi pengguna pemula, silakan gunakan partisi /, swap dan /home. Jika ragu pada besar partisi, gunakan partisi terbesar untuk /, berikutnya untuk /home dan sisanya untuk yang lain. Semua bisa disesuaikan dengan kebutuhan. Secara default, partisi swap biasanya sebesar 1.5 Kali besar RAM.
Untuk pemilihan desktop manager, OpenSUSE menyediakan pilihan KDE, Gnome, Text Mode dan Base Graphics. Jika ingin membangun sebuah server berbasis OpenSUSE, pilihlah Text Mode. Pilihan ini akan memastikan bahwa hanya sistem dasar yang diinstalasi. Kerugiannya, anda tidak memiliki tampilan GUI.
Bagi pemula atau bagi Administrator yang terbiasa dengan sistem operasi Windows, gunakan KDE atau Gnome. Tampilan KDE atau Gnome tidak jauh berbeda dengan tampilan GUI Windows .
Jika menginginkan panduan instalasi OpenSUSE secara lengkap, anda bisa melakukan download file “Tutorial Instalasi OpenSUSE 10.2“. Tutorial ini dibuat oleh rekan Vavai dan menggunakan distro OpenSUSE 10.2.

XTREME DOWNLOAD MANAGER, MANAJER UNDUHAN YANG MULTIPLATFORM

Mau Download cepat,,?
Ada banyak aplikasi manajer download/unduhan di dunia maya yang sangat membantu kita dari yang berbayar maupun yang gratis dan sumber terbuka salah satunya adalah XDM atau Xtreme Download Manager yang berbasis java
download manager ini cukup mudah digunakan dan tidak perlu instalasi ke OS dan bisa digunakan di beberapa OS seperti Linux, Windows dan Mac, tidak hanya itu aplikasi ini pun bisa terintegrasi ke berbagai browser intenet.
biar ga penasaran silahkan unduh aplikasinya di sini dan jangan lupa baca readme yang disertakan agar bisa terintegrasi dengan browser, anda pun bisa datang ke situs resmi XDM
tampilan skrinsutnya
XDM
 
 
All Right Reserved - life is hard
Design by PANDE_RIO | Powered By Blogger.com