Bhisama Pande IBhisama pertama, berupa bhisama agar Warga Pande tidak lupa menyungsung Pura Besakih dan Pura Penataran Pande di Besakih. Bhisama ini dipesankan dengan tegas oleh Mpu Siwa Saguna kepada Brahmana Dwala di Pura Bukit Indrakila sebagai berikut : ”Mangke hiyun ira turun ing Besaki. Didine ane Penataran Pande. Kita aywa lupa bakti ring kawitan ring Besakih”. (Sekarang kupesankan kepadamu, pergilah engkau ke Besakih. Disana ada Penataran Pande. Jangan lupa sujud bakti kepada kawitanmu di Besakih). BHISAMA PANDE KE IITentang Ajaran Panca BayuPrana adalah kekuatan dari paru-paru berada ditengah tengah dada, yang berfungsi sebagai pengububan yang mengeluarkan udara yang berfungsi untuk menghidupkan api dalam pekerjaan memande. Samana adalah kekuatan yang keluardari hati, adalah api yang bertempat dalam badan manusia. Udhana adalah kekuatan dari siwadwara, itulah ibarat garam. Bhyana adalah kekuatan gaib, yang memeberi kekuatan kepada paha yang berfungsi sebagai landesan atau paron. Lantas yang manakah berfungsi sebagai palu? Adalah tanganmu. Jerijimu berfungsi sebagai sepit). Bhisama Pande IIIBhisama ketiga mengenai larangan atau pantangan atau perbuatan yang harus dihindari, yatiu perbuatan asta candhala, agar warga pande berhasil menjadi pemimpin manusia utama.1. amahat, ngaran manginum amdya, metu mawero (minum minuman keras yang memabukan); 2. amalanathing, ngaran maka balandhang jejuden (menjadi bandar judi); 3. anjagal, ngaran amati mati pasa, madwal daging mentah (membunuh binatang dan menjadi penjual daging mentah); 4. amande lemah, ngaran akarya payuk pane (membuat periuk dan barang tembikar lain dari tanah); 5. anyuledang, ananggap upah nebuk padi (menjadi tukang tumbuk padi); 6. anapis, ngaran amangan sesaning wwang len (makan makanan sisa orang lain); amurug papali ngaran (jangan melanggar pantangan) 7. amangan klalatu (makan laron/dedalu) 8. iwak pinggul ngaran dedeleg (ikan gabus atau jeleg). BHISAMA PANDE KE IVBhisama keempat, adalah bhisama Mpu Siwa Saguna kepada Brahmna Dwala mengenai larangan menggunakan tirtha dari sulinggih lainnya. (dan lagi kalau engkau menyenggarakan upcara yadnya yang bersifat suka dan duka, jangan nuhur tritha brahmana. Mengapa? Karena sajak dulu leluhurmu madiksa widhi krama, memohon panugrahan langsung kepada Ida Bhatara. Demikianlah, ingatlah selalu. Jangan lupa, beritahukanlah hal itu kepada seluruh keturunanmu kelak. Janganlah lupa pada Aji Dharma Kapandeyan. Janganlah lupa pada jati dirimu. BHISAMA PANDE KE VTentang Pesemetonan Warga Pande (ingatlah selalu, jang lupa dengan seluruh keluargamu. Kita tidak boleh lupa dengan jati diri, sejak dari India, sampai ke pulau Jawa, tidak lain Mpu Brahma Wisesa leluhurmu termasuk yang ada di pulau Bali. Kalian semuanya keturunan Pande. Kalian adalah sedarah daging. Jangan merasa memindon (saudara tingkat III) sejauh-jauhnya adalah memisan (saudara tingkat II). Tidak ada yang lebih rendah, tidak ada yang lebih tinggi. Seperti pohon ada yang berbuah ada yang tidak berbuah (bernasib baik-tidak bernasib baik). Tetapi kalian semua tetap bersaudara, tidak boleh menjual saudara. Jangan berbuat tidak baik, jangan sombong pada orang yang tidak baik. Bhisama Pande VITata Cara Pediksan Sira Mpu PandeBhisama ini mengenai tata cara pediksan warga Pande menjadi sulinggih yang kemudian bergelar Sira Mpu Pande. UNTUK LEBIH LENGKAPNYA SILAKAN KUNJUNGI WEBSITE www.wargapande.org
Suksme, semoga bermamfaat dan menjadi bahan pertanyaan nanti di dharma wacana
Terima kasih telah membaca artikel tentang sekilas tentang dharma kepandean dan anda bisa bookmark artikel sekilas tentang dharma kepandean ini dengan url http://tkjsmkgp.blogspot.com/2011/11/sekilas-tentang-dharma-kepandean.html. Terima kasih
Belum ada komentar untuk "sekilas tentang dharma kepandean"
Posting Komentar